Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Cara Budidaya Tanaman Cengkeh






Cara menanam cengkeh  pertama-tama tanah di areal tanaman harus di gemburkan dan dibersihkan dari rerumputan dan tanaman pengganggu. Kemudian dibuat lubang tanam. Pengerjaan areal tanam dan pembuatan lubang tanam sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pembuatan persemaian. Dengan demikian, jika ingin memakai peneduh alam, penanamanya bisa dilakukan 1 tahun sebelum bibit cengkeh ditanam di lapangan.

Lubang tanam sebaiknya disiapkan sejak bulan Juli s/d September dan ditutup pada bulan  Oktober atau November. Maksudnya agar lubang tanam dan tanah galian kena panas dalam waktu yang cukup lama. Apabila ada bekas tunggak atau akar kayu harus dibersihkan supaya tidak mengundang rayap atau jamur akar. Kedalaman lubang kira-kira 1 meter, begitu juga panjang dan lebarnya kira-kira 1 meter.

Jika ada lapisan cadas, harus ditembus, jika perlu kedalaman lubang tanam bisa dibuat lebih dari 1 meter. Penutupan lubang tanam dilakukan pada bulan Oktober atau November dengan mencampurkan pupuk kandang yang telah jadi tanah atau kompos kira-kira 5 blek pada setiap lubang tanam.

Tanah penutuup lubang sebaiknya agak ditinggikan dari permukaan tanah sekitarnya dan dibiarkan turun dengan sendirinya selama ± 1 bulan. Jarak antara lubang tanam minimum 8 x 8 meter, yang ideal 10 x 10 meter. Sebelum bibit ditanam, lubang tanam disemprot dulu dengan obat-obatan anti rayap atau lundi tanah.

Akar tunggang yang bengkok atau patah harus dipotong agar tanaman cengkeh bisa tumbuh dengan sempurna. Bibit lalu dimasukan ke lubang tanam kemudian ditimbun tanah dan dipadatkan. Pembenaman bibit jangan terlalu dalam, tetapi persis pada leher akar. Jika terlalu dalam bisa menyebabkan busuk batang dan mati.

Setelah penanaman bibit usai, sebaiknya segera diberi pelindung buatan (jika tidak ada pelindung alami), yaitu dari bambu yang dianyam dan diberi empat kaki setinggi 1 meter atau lebih sesuai tingginya bibit. Jika tidak ada pelindung, tanaman bisa layu. Penanaman dilakukan pagi hari dan jangan lebih dari jam 10.

Setelah ditanam di areal tanam, tanaman cengkeh harus dipupuk secara teratur. Pemupukan dilakukan dalam intensitas yang cukup, baik memakai pupuk kandang, kompos, maupun pupuk buatan supaya makan gizinya cukup dan tumbuhnya sehat.

Pemupukan harus dilakukan setiap tahun, lebih-lebih untuk tanaman cengkeh yang sudah menghasilkan. Macam dan banyaknya didasarkan pada hasil analisis tanah atau daun cengkeh yang bersangkutan.

Cara Pemeliharaan Tanaman Muda

Pemeliharaan tanaman cengkeh setelah ditanam sampai umur 4 tahun harus intensif, karena pada usia 1 – 4 tahun ini tanaman bisa disebit fase masa pertumbuhan kritis. Setelah tanaman ditanam di areal tanam berumur 3 bulan, tanah disekitar tanaman mulai digemburkan dengan cara dicangkul.
 
Jarak tanah yang dicangkul kira-kira 25 cm dari batang. Bersamaan dengan pencangkulan ini, sebaiknya rumput-rumput dan tanaman pengganggu dibersihkan (proses penyiangan), dan peneduk harus betul posisinya.

Jika pucuk tanaman baru telah menyinggung atap peneduh, maka atapnya ditinggikan. Setelah itu, kemudian diikuti dengan pemberian pupuk buatan dengan takaran 25 – 30 gram per pohon, asalkan masih ada hujan.

Penggemburan selanjutnya yang diikuti penyiangan dilakukan pada permulaan musim hujan berikutnya, kemudian diikuti pemupukan dengan dosis yang masih sama. Selain pupuk Urea, bisa juga dipakai pupuk NPK dengan dosis yang sama. Dengan pupuk NPK, tanaman cengkeh lebih tahan panas dan dahn-dahannya lebih kuat.

Setelah pencangkulan, lalu dipersiapkan mulch dan perbaikan peneduh, terutama ketika musim kemarau tiba. Sebaiknya bacterial mulch dari batang pisang yang dipotong sepanjang 1 meter, kemudian dibelah menjadi dua. Setelah itu, diatur berjajar dan merapat pada petakan-petakan sehingga seluruh petakan tertutup. Agar lebih tahan lama, di atas batang-batang pisang tadi sebaiknya diberi rumput-rumput kering.

Bahan mulch tersebut harus diganti atau ditambah atau dibetulkan setiap kali menipis atau rusak. Tebal mulch sebaiknya 20 cm, jadi tanah di bawahnya tetap dingin dan penguapan airnya kecil.
Pada musim kemarau, tanaman harus disiram dengan air memakai pipa-pipa dan mesin pompa. Dalam penyiraman ini harus benar-benar jenuh sehingga tanahnya tidak menjadi panas. Jadi, pada musim kemarau, meskipun disiram, tanaman harus tetap diberi peneduh dan mulch yang tebal.

Jika musim hujan telah datang, maka mulch dan peneduh dapt dibuka. Mulch-nya bisa dijadikan kompos dengan menanamkannya pada sisi luar petakan. Peneduh dibuka agar tanaman cengkehmendapt sinar matahari dalam intensitas yang lebih banyak.
 
Pada masa ini dilakukan pencangkulan dan penggemburan tanah, juga pemupukan. Perlakuan yang sama terus dilakukan hingga umur tanaman cengkeh mencapai 4 tahun.


Pemeliharaan Tanaman Dewasa

Untuk pemeliharaan tanaman cengkeh dewasa tetap dititikberatkan pada penggemburan tanah pada petakan, penyiangan, dan pemupukan. Dengan mencangkul tanah akan menjadi gembur, agaknya peresapan zat-zat hara yang dibutuhkan tanaman menjadi lancar, sirkulasi udara dalam tanah pun menjadi baik. Demikian pula dengan proses peresapan air di dalam tanah.

Dalam proses pencangkulan (penggemburan), terkada ada akar-akar yang terputus, tetapi hanya sedikit sekali. Akar yang terputus akan segera diganti dengan akar-akar baru yang berccabang. Dengan bertambahnya akar, maka makin intensif pula penyerapan makanannya, sehingga pertumbuhan batang dan daunnya menjadi lebih baik.

Tentu saja cara mencangkul tanah harus cermat dan sistematis, yaitu dimulai dari luar tajuk (kurang lebih ½ meter dari tajuk daun), menuju ke dalam sampai dekat pohon. Tetapi, jangan sampai melukai akar yang besar. Dalamnya pencangkulan kira-kira 30 cm pada bagian luar, makin ke bawah tajuk makin dangkal. Hal ini dilakukan agar tidak melukai atau memotong akar-akar yang besar tersebut.
Tetapi, perlu diingat, pencangkulan jangan sampai terlalu sering dilakukan. Hal ini untuk member kesempatan kepada akar-akar yang terpotong untuk tumbuh kembali dan mencari makanan. 

Pencangkulan cukup dilakukan 2 kali setahun, yaitu pada permulaan musim hujan dan pada permulaan musim kemarau.
Pada pohon-pohon yang telah berbunga, jika habis dipanen, tanah di sekitar pohon biasanya menjadi padat karena terinjak-injak. Maka setelah panen pada permulaan musim hujan, tanah perlu digemburkan.

Pemberantasan Hama dan Penyakit 
Pada tanaman cengkeh ada beberapa masa kritis dalam perkembangan tanaman cengkeh yang menentukan  mati atau hidupnya dan besar atau kecilnya hasil cengkeh. Masa kritis yang pertama adalah 2-3 tahun setelah cengkeh ditanam di lapangan, yang kedua setelah 8-10 tahun hingga 20 tahun.

Jika kedua masa kritis itu bisa dilewati dengan baik dan selamat, pohon-pohon cengkeh akan dapat hidup melebihi 30-50 tahun. Dalam kondisi optimal, tanaman cengkeh bahkan bisa berumur ratusan tahun.

Dalam masa-masa pertumbuhan dan kehidupannya, sebagaimana pada tanaman-tanaman lainnya, pohon cengkeh tidak luput dari serangan hama dan penyakit.
Agar tanaman cengkeh bisa tumbuh dengan baik, subur, dan berproduksi melimpa, hama dan penyakit yang menyerang tanaman cengkeh harus diantisipasi dan ditangani secara cepat, cermat, dan intensif.
Hama dan penyakit yang menyerang tanaman cengkeh bisa terjadi di areal semai (persemaian) maupun areal tanam (pertanaman)

  • Di Areal Semai

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman cengkeh di areal semai, antara lain: busuk akar dan penyakit daun.

  • Busuk Akar
Penyakit ini disebabkan oleh beberapa macam cendawan, seperti Pythium, Rhizoctonia, dan Phytopthora.
Menjelang musim kemarau dan kering. Tanaman yang terserang penyakit ini seringkali mati mendadak karena diikuti serangan rayap.

Tanaman tang sakit mudah dicabut karena akar kecil terlepas dari akar tunggang. Kulit akar tunggang sebagian atau seluruhnya hilang karena dimakan rayap sampai ke bagian kayunya.
Penyakit ini dapat dihindari dengan pembuatan bedengan persemaian pada tanah dengan drainase (pengairan) yang baik, menghindarkan penggunaan tanah bersidat alkalis atau pemakaian abu/arang atau pupuk kandang mulch yang belum matang sebagai pupuk di persemaian.

Tanaman-tanaman yang terserang penyakit ini sebaiknya dicabut atau diangkat dengan tanah di sekitarnya, dimasukan kedalam kaleng atau karung (agar tidak berceceran dan menular ke tempat lain), kemudian dikubur dalam-dalam. Tanaman di sekitar yang sakit disiram atau disemprot dengan koperoxzchloride 0,5% (5gram setiap liter air) atau Dithane.

Untuk menghindari serangan rayap, sebaiknya diadakan penyemprotan preventif dua kali setahun dengan endrin atau dieldrin dan sebagainya (konsentrasi 0,3-0,5%), yakni menjelang musim kemarau dan menjelang permulaan musim hujan.
Penyemprotan ditujukan pada tanah, khususnya di sekitar poko batang, agar obat bisa menghalangi rayap yang suka memakan kulit pokok batang.

  • Penyakit Daun

Penyakit daun disebabkan oleh cendawan Gloeosporium piperatium (becak daun) dan Cylindrocladium quinqeseptatum (busuk daun). Cendawan ini menyerang tanaman cengkeh, baik di areal semai maupun areal tanam sekaligus.
Penyerangan biasanya terjadi pada musim hujan atau pada tempat-tempat peneduh yang terlampau rapat. Tanaman yang cukup mendapatkan unsure K (dalam pupuk NPK) umumnya bebas dari penyakit daun.

  • Di Areal Tanam

Adapun hama dan penyakit yang menyerang tanaman cengkeh di areal tanam, antara lain:  pucuk busuk, penggerek batang dan ranting, jamur akar, dan rayap.

  • Pucuk Busuk

Penyakit pucuk busuk disebabkan cendawan Cylindrocladium. Biasanya timbul pada tanaman muda di areal tanam, hal ini sebagai akibat pelukaan pucuk karena gesekan-gesekan pucuk pada atap/acak peneduh yang terlalu rendah.

Pucuk yang busuk harus segera dibuang. Kemudian tanaman cengkeh bagian atasnya disemprot dengan fungisida, seperti koperoxychlorida atau Dithane untuk menghindarkan penularan. Acak/atap peneduh harus segera ditinggikan.

  • Penggerek Batang dan Ranting

Hama ini mulai timbul bila pohon cengkeh telah berumur 4-8 tahun ke atas, umunya setelah pohon mulai berbunga. Tanda-tandanya: pada sebelah bawah batang atau ranting keluar air kotor dan kayu gerekan dari lubang gerekan.

Pohon cengkeh bisa mati akibat serangan hama penggerek ini, lebih-lebih bila penggerek menggelangi pohon dan merusak bagian kulit dan kayu, sehingga pengangkutan zat-zat hara dan air terganggu. Pemberantasan dapat dilakukan dengan penutupan lubang-lubang yang tampak dengan pasak bamboo yang dibuat sepanjang 10 cm. pasak ini setiap dua minggu sekali harus dipukuli lagi ujungnya agar menutup lubang rapat-rapat.

Bila tersedia, sebelum dipasak, ke dalam lubang dimasukan kapas yang dibasahi dengan paradichloorbenzol atau insektisida sistemik seperti Dimercon 100, untuk mematikan hama penggerek di dalam lubang.

  • Jamur Akar

Jamur akar menyerang tanaman cengkeh, baik muda maupun dewasa. Gejalanya kadang-kadang tidak tampak samasekali, tetapi tanaman tiba-tiba langsung mati.
Jika tampak, gejalanya antara lain: tanaman yang terkena seluruh perakarannya telah terserang jamur; daunnya kekuning-kuningan dan mulai gugur perlahan-lahan.

Jika ada pohon cengkeh yang terkena jamur akar, sebaiknya tanaman segera didongkel dan dibakar pada lubang pendongkelan, kemudian diberi lubang isolasi-isolasi sampai 3 lapis dan pada bekas dongkelan diberi kapur 10 kg.

  • Rayap

Rayap kebanyakan menyerang tanaman cengkeh muda yang baru ditanam dan tanaman-tanaman yang kurang sehat. Untuk itu, sebelum bibit dimasukan kelubang tanam, sebaiknya lubang disemprot dulu dengan obat anti rayap atau insektisida, semisal endrin, dildrin W.P, dan lain-lain dengan dosis 1-2%.
Rayap biasanya menyerang kulit akar sampai leher akar dan bila kulit akarnya habis, maka pohon cengkeh akan mati. 


Dengan menetahui langkah-langkah cara budidaya tanaman cengkeh dan cara menanam cengkeh sepeti di atas setidaknya kita akan mengurangi resiko-resiko yang tidak kita inginkan dan tidak menutup kemungkinan akan mewujudkan hasil yang baik.

Budidaya Talas Dan Cara Menanam Talas




Tanah memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan tanaman, maka untuk memaksimalkan hasil dari tanaman talas maka tanah harus benar-benar diolah supaya dapat memberikan hasil yang maksimal pada tanaman yang tanam di tanah tersebut.

Pengolahan tanah bisa menggunakan alat seperti cangkul, garpu, atau mesin traktor, tanah diolah sampai gembur dengan kedalaman 20-30 cm. selain itu, pengolahan tanah dimaksudkan untuk menyingkirkan rumput-rumput dan tanaman liar.

Kemudian setelah proses pembajakan sebaiknya tanah dibiarkan selam 3 hari, hal ini supaya proses pelapukan dan oksidasi bahan organic berlangsung lebih sempurna. Setelah itu tanah kemudian diratakan dan sekaligus pemberian jarak tanam yang disesuaikan dengan luas lahan yang ada.
Barisan sebaiknya mengarah ke timur agar matahari bisa menyinari tanaman secara merata. Barisan juga bisa dibuat bedengan dengan ketionggian gundukan 20 cm.

Pemilihan Benih

Ada beberapa cara untuk mengembangbiakan talas, diantaranya : dari biji, jaringan, anakan dan stolon, bonggol, dan mata tunas umbi. Di postingan kali ini akan di bahas langkah budidaya talas dengan menggunakan benih anakan, mata tunas umbi dan bonggol.

Anakan dan Stolon

Anakan bisa didapatkan dari tunas-tunas yang tumbuh berdekatan dengan pangkal pohon induk yang sudah dewasa atau dari ujung-ujung stolon. Anakan yang akan dijadikan bibit harus sudah cukup besar, umbinya sudah mulai berkembang dan tingginya 60-70 cm.

 Bibit lebih dahulu dipelihara di bedengan yang tanahnya diolah dengan baik dan diberi pupuk organic. Jarak tanam antar bibit berkisar 10-15 cm dan dirawat secara baik hingga berkembang agak besar dan siap ditanam di areal penanaman.

Untuk menjaga kelembaban, keseluruhan bedengan bisa ditutup dengan dedaunan atau diberi atap dari plastic tembus padang. Cara lainnya adalah dengan menabur bibit-bibit kecil (setelah sebagian daun dan umbinya dipotong) dalam kantung-kantung plastic berdiameter 7,5 cm di persemaian yang terbuka. Jaraknya berdempetan dan dirawat hingga berdaun 3-4 helai dan mencapai ketinggian sekitar 50 cm.

Bonggol

Budidaya talas dengan menggunakan bibit bonggol paling sering dilakuka oleh para  petani Indonesia. Yang dimaksud dengan bonggol adalah potongan bagian kepala umbi utama lengkap dengan pakal pelepah daun sepanjang kira-kira 30 cm. dengan cara ini, satu pohon talas hanya menghasilkan satu bibit saja.

Beberapa petani berpendapat bahwa pengembangbiakan melalui bonggol memberikan hasil yang lebih tinggi daripada melalui cara anakan dan stolon . namun cara ini tidak mampu memenuhi pola tanam secara luas, masal, dan komersial.

Mata Tunas Umbi

Letak mata tunas biasanya berada di permukaan umbi yang dilindungi oleh pelepah daun. Bila kuncup ujung dibuang atau mati, maka mata tunas berpeluang untuk berkembang.

Mata tunas ini bisa dirangsang dan dijadikan bibit. Caranya, umbi talas dipotong-potong serta diusahakan agar setiap potongan minimal memiliki satu mata tunas dan bagian umbi yang besarnya memadai,sehingga berat keseluruhan menjadi 25 gram.

Potongan umbi kemudian ditanam dalam nampan-nampan yang diisi tanah, pasir, dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Untuk mencegah pembusukan, umbi dapat dibalur dengan fungisida dan diangin-anginkan selama  1-2 hari sebelum disemaikan.

Alas nampan sebaiknya diberi lubang supaya terterjadi genangan air. Kemudioan calon bibit perlu dirawat dengan baik, disiram sehari sekali dan ditutup dengan plastic transparan untuk menjaga kelembaban, namun sinar matahari masih bisa menembus.

Bila sudah muncul tunas sekitar 10-15 cm, sebaiknya segera dipindahkan ke persemaian dederan dengan jarak tanam 20-25 cm. bisa juga disemaikan dalam kantong plastic yang sesuai (berdiameter 7,5-10 cm) agar bisa tumbuuh pesat. Antar kantong diberi jarak agar bibit persemaian tumbuh sehat. Bibit bisa dipindahkan setelah mencapai ketinggian kira-kira 50 cm.

Cara Penanaman

Untuk penanaman bibit talas dilahan terbuka sebaiknya dilakukan pada waktu awal musim penghujan, karena tanaman talas sangat rentan dengan kekeringan. Apabila dalam penanam kekurangan air 2-3 hari maka bibit bisa mengalami kematian.

Bibit cabutan (anakan yang dipotong daunnya) dapat dibenamkan langsung pada lubang tanam sedalam mungkin hingga mendekati dasar lubanng. Jika bibit yang disemaikan dalam kantong plastic, maka plastic harus dibuang terlebih dahulu agar umbi dan akar tidak terganggu.

Untuk menjaga kelembaban tanah dan supaya tanah subur, maka lahan disekitar perakaran bisa diberi mulsa berupa jerami, potongan rumput kering, dedaunan, dan lain-lain.

Jika tidak turun hujan maka talas harus disiram secara teratur. Jika kekurangan air, talas bisa terganggu pertumbuhannya dan sulit untuk dipulihkan lagi, meskipun disiram dengan air yang banyak.

Pemupukan

Pemupukan awal dilakukan sebelum bibit ditanam. Pupuk kandang atau kompos sangat baik untuk pupuk awal, berikan satu cangkul pupu pada setiap lubang. Pemupukan juga bisa  diberikan dengan pupuk anorganik yang mengandung fosfat (ISP, dll) kalium (KCl, dll) sebagai tambahan. Disis yang diberikan 125 kg TSP dan 150 kg KCl, selain itu pupuk dengan unsure P da K bisa diberikan.

Pupuk kedua diberikan sekitar 4 minggu setelah penanaman, dengan pupuk urea dengan dosis sekitar 2 sendok makan per pohon atau 75 kg/ha. Pemupukan terakhir diberikan ketika tanaman  suda berumur 3 bulan dari penanaman. Pemupukan bisa diberikan pupuk urea dengan dosis 75 kg/ha dan KCl 150 kg/ha.

Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan  sangat penting untuk menjaga proses pertumbuhan talas agar tetap baik, karena kalau gulma atau rumput disekitar tumbuh akan merebut jatah makanan tanaman talas. Proses penyiangan dilakukan 3 bulan setelah penanaman dilakukan.

Pembuangan Anakan dan Stolon

Pembuangan anakan atau stolon sangat penting dilakukan, hal ini untuk menjaga agar makanan induknya tidak terganggu. Akhirnya umbi pun tidak berkembang dengan maksimal.

Pembuangan anakan dan stolon harus dilakukan dengan hati-hati menggunakan pisau yang tajam, supaya tidak mengenai indukan. Kalau mengenai indukan akan mengakibatkan tumbuhnya bakteri pada tanaman tersebut.

Pembuangan anakan pada bagian umbi yang menempel, jauh sangat sulit dibanding dengan pembuangan stolon. Anakan pada umbi talas sangat banyak apabila menggunakan bibit talas bogor dibanding dengan bibit talas bentul yang lebih sedikit.

Pembuangan Bunga

Pembuangan bunga pada talas dimaksudkan untuk menjaga agar umbi yang dihasilkan dapat memiliki bentuk yang sempurna tidak cekung. Karena secara tidak langsung pembungaan yang diikuti terbentuknya buah akan menyedot cadangan makanan yang aada pada umbi.

Hama

Belalang dau, penanggulangannya dengan menyemprotkan pestisida dan menjaga kebersihan di areal tanam.

Ulat daun, penanggulangannya dengan menyemprotkkan pestisida, diantaranya Carbaryl, Dichorvos, Kuinalfos, Disulfan, dll.

Tungau, penanggulanggannya dengan menyempprotkan pestisida, seperti Azodrin, Galectron, Benlate dll
Penyakit

Hawar daun, penanggulangannya dengan menyemprotkan pestisida, menjaga kebersihan di area tanam, dan membakar daun yang terserang.

Busuk umbi, penanggulangannya dengan memilih bibit yang sehat tidak infeksi, rendam bibit dalam air yang diberi fungisida, memisahkan tanaman yang sakit atau dimusnahkan, jangan mengambil air dari lahan yang terinfeksi, dan apabila serangan cukup hebat, maka lahan jangan ditanami talas selama 3 musim tanam. 
Cara Budidaya Tumbuhan