Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Cara Menanam Belimbing Manis Dalam Pot



Tanaman belimbing manis (Averrhoa carambola) selain dapat ditanam dalam tanah langsung, baik di kebun, halaman rumah ataupun pekarangan, dapat juga ditanam dalam pot. Sebab, tanaman ini mampu tumbuh di semua jenis tanah dan mudah tumbu
h tanpa dirawat dengan baik. Tetapi supaya buah yang diperolehnya nanti memuaskan, tentunya harus dirawat dengan baik. Tanaman yang dirawat dengan sungguh-sungguh sesuai dengan aturan budidaya, maka tanaman akan tumbuh baik dan berbuah lebat serta rasanya akan lebih manis.
Keuntungan menanam bellimbing dalam pot karena keterbatasan lahan, dapat berbuah lebat seperti ditanam langsung dalam tanah asal dirawat dengan baik dan mudah dikontrol karena pot itu dapat ditaruh di teras rumah atau pekarangan rumah sekaligus untuk peneduh dan hiasan. Dengan penanaman belimbing dalam pot itu, suasana rumah menjadi teduh dan asri dengan adanya buah belimbing yang bergantungan.
Buah-buah yang diperolehnya itu, selain untuk konsumsi keluarga yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh juga bisa untuk oleh-oleh waktu kita berkunjug ke rumah kerabat atau teman maupun saudara. Jika hasilnya lebih bisa dijual sebagai tambahan uang dapur.
Pilih Pot, Media Tanam dan Benih Yang Sesuai
Pot yang digunakan bisa menggunakan drum yang dipotong, pot dari tanah/semen, atau drum dari kayu yang tahan lapuk. Jika belimbing yang ditanamnya itu diambil buahnya sekaligus dimanfaatkan untuk tanaman elemen rumah, diameter pot sekitar 50-60 cm dan tingginya 40-60 cm. Tetapi jika penanamannya untuk bibit, ukuran pot-nya cukup 20-30 cm. Dasar pot dibuat lubang untuk pembuangan air yang berlebihan yang ada dalam pot tersebut.
Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah gembur/subur yng dicapur dengan pupuk kandang/kompos yang matang dengan perbandingan 2 banding 1 , 3 banding 1 atau 1 banding 1, tergantung dari kesuburan tanah yang digunakan. Jika kesuburan tanahnya kurang, maka campuran pupuk kandang/kompos diperbanyak. Semakin banyak pupuk kandang/kompos-nya, umumnya pertum-buhan tanaman semakin bagus. Tapi pemberiannya jangan berlebihan karena tanaman mudah roboh tertiup angin kencang sebagai akibat medianya terlalu gembur sehingga tidak dapat menahan akar.
Media yang akan dimasukkan dalam pot, sebaiknya disterilkan terlebih dahulu supaya tanaman dapat terhindar dari penyakit busuk akar yang mungkin timbul. Media tanam dimasukkan ke dalam pot sampai ± 10 cm di bawah bibir pot. Tujuannya, supaya media tidak tumpah keluar sewaktu dilakukan penyiraman tanaman. Sebelum benih/bibit ditanam, sebaiknya media tanam tersebut dalam keadaan lembab.
Sebelum media tanam dimasukkan, dasar pot diberi pecahan genting, spon atau serabut kelapa untuk mempermudah keluarnya air yang berlebihan dari pot, selain untuk menahan media mudah lepas dari dasar pot.
Benih/bibit belimbing yang ditanam, gunakan benih sambungan atau okulasi. Sebab, benih seperti itu, hasil buahnya sama dengan pohon induknya. Oleh karena itu, bentih yang akan ditanam sudah diketahui dengan benar asal-usulnya, baik mengenai varietasnya dan asal pohon induknya. Untuk itu, benih yang ditanam, pilih yang sudah bersertifikat.
Sebab, benih yang sudah bersertifikat lebih terjamin mutunya. Misal, produksinya mantap/tinggi dan tidak dipengaruhi musim, berbuah terus menerus sepanjang tahun dengan mutu yang bagus, rasanya manis, segar dan tidak sepet, Selain itu, biasanya benih iitu tidak pernah diserang hama lalat buah dan penyakit akar batang. Buahnya cukup besar, warna matangnya kuning mengkilap dan warnanya merata. Lagi pula tekstur daging buahnya halus, tergantung dari varietas yang ditanamnya.

Sesudah pot diisi dengan media, barulah benih dimasuukan ke dalam pot. Benih ditanam di tengah-tengah pot, tambah media sedikit sambil di sekitar tanaman dipadatkan sehingga benih tidak mudah goyah. Jika benih yang ditanam berasal dari benih sambungan, batas sambungan dari benih tidak boleh tertimbun media tanam. Setidaknya 5 cm bagian batang di bawah sambungan harus muncul di atas media. Tujuannya untuk mencegah benih terinfeksi penyakit busuk akar pada bagian atas yang tertimbun media.
Harus Dirawat
Meski secara umum, belimbing mudah tumbuh dan menghasilkan buah tanpa perawatan yang intensif, tetapi untuk menghasilkan buah yang banyak dan mutu yang baik, tentunya benih yang sudah ditanam itu harus dirawat. Jika benih yang ditanam itu berasal dari benih bersertifikat dan dirawat sungguh-sungguh sesuai dengan aturan budidaya belimbing dan ditanam pada tempat yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya, maka belimbing akan berbuah lebat dengan rasa yang manis..
Perawatan yang harus dilakukan antara lain pemupukan, pemangkasan, penyiraman maupun pengendalian hama dan penyakit. Perawatannya, tidak bedanya dengan belimbing yang ditanam langsung di tanah, baik yang ditanam di kebun, halaman rumah maupun yang ditanam di pekarangan. Bedanya, belimbing yang ditanam dalam pot, medianya sering diganti untuk memperbaharui media tanamnya sehingga pertumbuhan tanaman tetap subur danb erbuah lebat.
Jika media tumbuhnya sudah keras/padat, pertumbuhan tanaman terlihat kerdil dan pertumbuhannya lambat, maka media tanamnya harus diganti. Kondisi seperti ini, umumnya setelah tanaman berumur 3-4 tahun. Memadatnya media tanam karena media tanam tersebut telah dipenuhi akar tanaman yang tumbuh melingkar di dalam pot. Kondisi tanaman seperti ini sebaiknya dipindahkan ke dalam media dan pot baru yang lebih lebar. Sebelum dipindahkan, sebagian akarnya dikurangi/dipotong dengan gunting yang steril.
Untuk mengganti media tanam yang lama dengan media tanam yang baru, pertama-tama media tanam lama dikeluarkan setengahnya sambil menepuk punggung pot supaya akar-akar samping yang melekat di pot bagian dalam lepas dan media tanam menjadi hancur. Keluarkan tanaman secara perlahan-lahan, kemudian potong ujung-ujung akar dengan gunting tajam dan steril.
Sesudah itu, siapkan media tanam pengganti yang berupa campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang matang dengan perbandingan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Masukkan media tanam pengganti ke dalam pot sampai 10 cm di bawah bibir pot. Pekerjaan berikutnya, benih yang baru dipindahakan ke dalam media tanam pengganti tersebut disiram secukupnya sampai lembab saja supaya tanaman tidak mengalami stress
Belimbing yang ditanam itu bisa dipanen setelah umur 60-90 hari setelah bunga mekar, tergantung dari variets yang ditanam. Belimbing sembiring misalnya dapat dipanen pada umur 60-70 hari sesudah bunga mekar. Sedang Belimbing demak bisa dipetik saat umur 80-90 hari sesudah bunga mekar. Dalam setahun, belimbing dapat dipanen 4-6 kali

Cara Budidaya Kacang Kedelai



1.    Tanah tegalan 
Pengolahan tanah pada tegalan dilakukan dengan cara dibajak, digaru dan diratakan. Sisa-sisa gulma dibuang, dan pelaksanaannya dilakukan pada akhir musim kemarau karena pada awal musim hujan benih ahrus segera ditanam.
Untuk penanaman kedua tanah tidak usah diolah lagi. Dan jangan lupa membuat bedengan atau kalenan-kalenan seperlunya.

2.    Permukaan lereng
Pengolahan dilakukan dengan cara terasering agar erosi pada permukaan tanah dapat diperkecil.

3.    Lahan sawah
Tanah diolah dengan cukup untuk membuat jerami padi sampai kepermukaan tanah, kemudian jerami disingkirkan. Buat lubang dengan tugal pada petakan dengan lebar 3 m – 10 m, panjang disesuaikan dengan kondisi lahan.
Diantara  petakan dibuat saluran drainase selebar 25-30 cm, dengan kedalaman 30 cm, diamkan selama 7-10 hari untuk menutupi bibit yang telah ditebar atau dimasukan ke dalam tanah yang ditugal.


Pemilihan Bibit

Benih yang baik untuk budidaya kedelai ialah benih yang sudah cukup tua, utuh, dan warnanya mengkilat. Bibit dibutuhkan sebanyak 50-75 kg untuk 1 ha, bibit bisa didapat dari took-toko yang menyediakan bibit ataupun denga bibit hasil pertanian sendiri.

Untuk mendapatkan  hasil budidaya yang maksimal maka pemilihan bibit pun harus  yang berkualitas. Syarat-syarat bibit unggul:

1.    Benih dipanen setelah buah matang
2.    Diambil dari tanaman yang sehat
3.    Produksi tinggi
4.    Pertumbuhan tanam seragam
5.    Bersih dari kotoran, hama, penyakit dan gulma
6.    Tidak keriput, tidak luka, dan mengkilat
7.    Harus kering benar
8.    Sudah harus ditanam paling lambat 8 bulan sejak dipanen
9.    Disimpan dalam kelembapan < 60%

Ada dua cara untuk mengadakan pembibitan yaitu, bibit disimpan dalam bentuk biji dan bibit disimpan dalam bentuk buah.

Bibit yang disimppan dalam bentuk biji, caranya tanaman yang sudah kelihatan tua yang buahnya banyak, batangnya besar, buahnya tidak mudah pecah dan bebas penyakit lalu kita petik.
Kemudian ditampi. Pilih biji yang besar, mulus dan tidak keriput, kemudian dijemur lagi hingga kering. Campurkan debu sedikit minyak tanah. Masukan ke dalam kaleng dan tutup rapt-rapat.

Bibit yang disimpan dalam bentuk buah caranya, tanaman di cabut dan dijemur sampai benar-benar kering. Ikat dan gantungkan di atas tungku api. Menjelang tanam, yaitu 3-4 hari sebelum tanam ikatan dipukul-pukul agar biji lepas kemudian dipilih biji yang baik dan dijemur.

Pembuatan Lubang Tanam

Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan alat tugal, lubang dibuat sedalam 3-4 cm. jarak tanam tergantung dari kesuburan tanah, dan ketersedian air maupun varietas yang ditanam. Dapat menggunakan ukuran 20 x 40 cm, 25 x25 cm, 30 x 15 cm atau 30 x 30 cm.

Cara Penanaman

Cara penanaman kedelai ada dua cara, dengan cara ditebar dan dengan cara ditugalkan. Penanaman dengan cara ditebarkan akan memperoleh tumbuhan yang tumbuh tidak merata, bibit yang dibutuhkan lebih banyak, namun waktu dan tenaga yang digunakan lebih singkat.
Penanaman dengan cara ditugal memerlukan 3 orang, 1 oorang untuk membuat lubang, 1 orang memasukan benih, dan 1 orang lagi memasukan pupuk dasar dan menutup lubang.

Apabila penanaman dilakukan pada lahan yang tidak pernah ditanami kedelai, maka benih dicampur dengan bakteri rhizobium. Caranya sama seperti yang dijelaskan pada pembahasan budidaya kacang hijau, yaitu dicampur dengan legin.

Setiap 5-10 gram dibatasi sedikit air, kemudian dicampur dengan benih 1 kg. jika legin tidak ada, benih bisa diberi tanah yang sudah sering ditanami kedelai (kacang-kacangan). Setiap 1 kg benih dicampur dengan 100-250 gram tanah. Kemudian diangin-anginkan, lalu ditanam tiap lubang 2-3 butir benih.
Tahap Pemeliharaan Tanaman

1.    Pengairan

Pengairan dapat dilakukan dengan menggenangi saluran drainase selama 15-30 menit. Tanah jangan terlalu becek ataupun kekeringan. Saat perkecambahan umur 0-5 hari, 15-20 hari, masa pembungaan dan pembentukan biji (35-65 hari), sangat memerlukan air. Sedangkan saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering.

2.    Pemupukan

Pemupukan dilakukan 2 kali, yaitu, sebelum dilakukan penanaman atau saat tanam, dan pupuk susulan.
Dosis pupuk yang diberikan pada tanaman kedelai yaitu, TSP 75 kg – 200 kg/ha, KCl 50 – 100 kg/ha, dan Urea 50 kg/ha. Sedangkan untuk pupuk susulan yaitu urea 50 kg/h, pupuk susulan diberikan ketika tanaman berumur 20-30 hari setelah tanam. Pupuk diberikan didalam larikan  di antara barisan tanaman kedelai kemudian ditutup tanah.

3.    Penyulaman dan penyiangan

Penyulaman dilakukan seminggu setelah benih ditanam, hal ini dilakukan untuk mengganti apabila ada tanaman yang mati.

Kegiatan penyiangan pertama dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk susulan. Sedangkan penyiangan kedua dilakukan setelah tanaman berbunga. Penyiangan dilakukan untuk untuk membersihkan gulma dan penggemburan tanah dapat dilakukan pada saat penyiangan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang sering menyerang tanaman kedelai antara lain:

Kembang daun, ciri-cirinya, warna hitam, dibagian pinggir terdapat garis-garis kuning, dan bertelur dan menetas pada daun.
Cara pengendaliannya, semprot dengan Azondrin 15 WSC, Kharpos, dan 0,1% Tacophene dalam bentuk cair.

Kepik polong, ciri-cirinya, bentuk tubuh dan warna mirip walang sangit, dan bergaris putih dan kuning disepanjang tepi sisi badannya.
Cara pengendaliannya, semprot dengan Bayrusil dengan dosis 1-2 cc/liter, dan semprot dengan insektisida Azodrin 15 WSC, Dursban 20 EC setiap 1-2 minggu setelah tanaman 50 hari.

Lalat kacang, ciri-cirinya, lalat kecil dengan warna hitam, warna 1,5 mm, bertelur pada keping biji yang sedang tumbuh, bertelur pada pagi hari, dan berkepong-pong pada bagian kulit pangkal daun.
Cara pengendaliannya, dicegah dengan cara menanam ketika tanah masih dalam keadaan lembab dan subur, sebelum benih ditanam campur dengan insektisida Marshall 200 EC, dan lakuakn penyemprotan dengan Azodrin 15 WSC, Dursban 20 EC, dan Lonnate 25 WP.

Ulat penggerek polong, ciri-cirinya, bertelur dibawah daun buah.
Cara pengendaliannya, semprot tanaman pada waktu pembentukan polong dengan insektisida surecid, Agrothion 50 EC, dan Dursban 20 EC.

Ulat prodenia, ciri-cirinya, larva berikuran panjang ± 3 cm berwarna hitam, ada garis-garis kuning di punggung dan samping, bertelur di permukaan daun, dan berkepompong di dalam tanah.
Cara pengendaliannya, semprot pada permukaan daun bagian atas dengan insektisida Azodrin 15 WSC dan Thiodon 35 EC dua kali seminggu setelah ditemukan telur.

Ulat jengkal, ciri-cirinya, berwarna hitam dan berjalan seperti jengkal.
Cara pengendaliannya, semprot dengan insedktisida Agrothion 50 EC, basudin 60 EC, dan Azodin  15 WSC.

Penyakit yang menyerang tanaman kedelai antara lain:

Bercak daun, penyebabnya bakteri Xanthomonas phaseoli. Gejalanya, pada permukaan bawah daun terdapat bintik berwarna kuning dan warna coklat di tengash bercakan, kemudian bercak-bercak bergabung menjadi lebih besar, dan tanaman menjadi layu dan mati. Cara menanggulanginya, penanaman varitas harus yang tahan penyakit, mermbersihkan gulma, dan semprot dengan Bentate 50 WP, Bayleron 250 EC

Penyakit karat, penyebabnya, Cendawan Phakospora pachyrhizi. Gejalanya, muncul saat tanaman selesai berbunga, di permukaan daun bagian bawah terdapat bintik-bintik coklat, spora berwarna coklat bertaburan apabila disentuh, dan polong banyak yang tidak berisi. Cara menanggulanginya, penanaman varietas harus yang tahan penyakit, tanam serempak, pergiliran tanaman, membersihkan gulma, dan semprot dengan Benlate dosis 2 gram/liter, Baycor 300 EC, Bayleron 250 EC.

Mozaik, penyebabnya virus, gejalanya tanaman jadi kerdil, daun menggulung dan agak keriput, dan jarak antara cabang pendek.

Penanggulangannya, menanam parietas yang tahan penyakit, pergiliran tanaman, tanaman yang terserang cabut dan bakar, membersihkan gulma, kemudian semprot dengan Basudin 60 EC.

Cara Budidaya Tanaman Cabe



1.    Ciri –ciri dan jenis-jenis cabe

Ciri –ciri tanaman cabe adalah sebagai berikut:
a.    Bunga berbentuk terompet kecil ,
b.    Buah yang masih muda berwarna hijau atau putih kekuningan,
c.    Buah yang sudah tua berwarna merah atau kuning,
d.    Berbiji banyak.

Ada dua jenis tanaman cabe yang dikonsumsi oleh masyarakat umum, yaitu cabe besar (Capsicum annuum L.) dan cabe kecil (Capsicum annum . L) jenis cabe yang termasuk cabe besar adalah cabe merah, paprika, dan cabe bulat/cabe udel/cabe domba (jenis cabe ini umumnya hanya untuk tanaman hias)
Adapun jenis cabe yang termasuk cabe kecil adalah cabe rawit atau jemprit, cabe cengek, dan cabe hias.

2.    Bertanam cabe

Sebelum memulai bertanam cabe, kamu harus menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan. Peralatan dan bahan yang harus dipersiapkan adalah cangkul, kored (cangkul kecil), benih, dan pupuk kandang.

Lahan yang akan digunakan untuk menanam cabe  harus tanah yang subur. Jika tidak menemukan tanah yang subur, kamu dapat mengolah tanah yang kurang subur. Caranya adalah dengan member pupuk kandang pada tanah yang akan ditanami.

Pupuk kandang ini sebaiknya diletakkan dalam lubang kecil yangh dibuat lurus., Jarak antar lubang 50-60 cm dan jarak antar baris 60-70 cm. Hal ini bergantung pada jenis cabe yang akan ditanam. Jenis cabe ini memerlukan jarak yang lebar karena cabe jenis ini memiliki banyak cabang.

Pemberian pupuk buatan dilakukan satu bulan setelah cabe ditanam. Pupuk tersebut merupakan campuran urea, TSP, dan KCL. Jumlah pupuk yang diberikan bergantung pada tingkat kesuburan tanah. Semakin subur tanah, pupuk yang diperlukan semakin sedikit.
Pupuk buatan tersebut diberikan di sekeliling tanaman sejauh 5 cm dari batangnya. Lalu, setelah tanaman berumur 2 bulan, sebaiknya diberi pupuk urea lagi.

Pemeliharaan tanaman cabe tidaklah sulit. Rajin-rajinlah membersihkan rumput pengganggu, menyiramnya secara teratur, serta memberantas hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabemu.

Hama yang sering menyerang tanaman cabe, antara lain lalat buah, kutu daun, dan tungu merah. Lalat buah merusak dengan menusuk buah cabe hingga berguguran. Jika bertanam cabe dalam jumlah yang besar di lahan yang luas, kamu dapat memberantas hama cabe ini dengan penyemprotan kelthane 0,1-0,2%.

Sementara itu, penyakit yang sering menyerang tanaman cabe adalah penyakit busuk buah, gugur daun, daun busuk daun. Penyakit busuk daun dan busuk buah dapat dicegah dngan penyemprotan M-45 atau Antharacol 0,2 %.

Selain itu, sebagain petani cilik,  kamu juga harus tahu bahwa penyakit utama yang sering menggagalkan tanaman cabe besar adalah penyakit yang disebabkan oleh virus daun keriting. Virus ini ditularkan oleh kutu daun. Virus itu menyerang tanaman cabe sehingga daun cabe menjadi keriting atau menggulung, dan mengecil.

Sampai sekarang, penyakit ini belum bisa diberantas. Jika ditanam twrserang penyakit ini, lebih baik dicabut dan dibuang agar tidak menular. Nah, setelah tanaman cabemu berumur empat bulan, kamu bisa menikmati hasilnya.

3.    Manfaat cabe

Cabe banyak digunakaan oleh masarakat, baik dirumah maupun di pabrik. Dirumah, cabe digunakan sebagai bumbu dapur. Cabe  hijau dapat digunakan untuk sambal goring, tumis, dan sayur. Cabe rawit dan cengek dimanfaatkan untuk bumbu pecel dan asinan. Cabe merah digunakkan  untuk masakan, seperti rending, gulai, dan beraneka macam sambal. Cabe paprika dapat digunakan untuk masakan agar penampilannya lebih menarik.

Di pabrik, seperti pabrik obat, cabe jenis tertentu digunakan untuk bahan koyo. Adapun  di pabrik mi instan, cabe digunakan sebagai bumbu mi instan. Pemberian cabe pada jenis makanan ini bertujuan untuk member rasa lezat dan pedas.

Meskipun cabe memiliki banyak manfaat, orang-orang yang menderita beberapa penyakit harus menghindarinya. Penderita wasir atau ambient, sakit mata, sakit tenggorokan, dan wanita yang sedang menyusui sebaiknya tidak memakan cabe. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Cara Budidaya Tanaman Cengkeh






Cara menanam cengkeh  pertama-tama tanah di areal tanaman harus di gemburkan dan dibersihkan dari rerumputan dan tanaman pengganggu. Kemudian dibuat lubang tanam. Pengerjaan areal tanam dan pembuatan lubang tanam sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pembuatan persemaian. Dengan demikian, jika ingin memakai peneduh alam, penanamanya bisa dilakukan 1 tahun sebelum bibit cengkeh ditanam di lapangan.

Lubang tanam sebaiknya disiapkan sejak bulan Juli s/d September dan ditutup pada bulan  Oktober atau November. Maksudnya agar lubang tanam dan tanah galian kena panas dalam waktu yang cukup lama. Apabila ada bekas tunggak atau akar kayu harus dibersihkan supaya tidak mengundang rayap atau jamur akar. Kedalaman lubang kira-kira 1 meter, begitu juga panjang dan lebarnya kira-kira 1 meter.

Jika ada lapisan cadas, harus ditembus, jika perlu kedalaman lubang tanam bisa dibuat lebih dari 1 meter. Penutupan lubang tanam dilakukan pada bulan Oktober atau November dengan mencampurkan pupuk kandang yang telah jadi tanah atau kompos kira-kira 5 blek pada setiap lubang tanam.

Tanah penutuup lubang sebaiknya agak ditinggikan dari permukaan tanah sekitarnya dan dibiarkan turun dengan sendirinya selama ± 1 bulan. Jarak antara lubang tanam minimum 8 x 8 meter, yang ideal 10 x 10 meter. Sebelum bibit ditanam, lubang tanam disemprot dulu dengan obat-obatan anti rayap atau lundi tanah.

Akar tunggang yang bengkok atau patah harus dipotong agar tanaman cengkeh bisa tumbuh dengan sempurna. Bibit lalu dimasukan ke lubang tanam kemudian ditimbun tanah dan dipadatkan. Pembenaman bibit jangan terlalu dalam, tetapi persis pada leher akar. Jika terlalu dalam bisa menyebabkan busuk batang dan mati.

Setelah penanaman bibit usai, sebaiknya segera diberi pelindung buatan (jika tidak ada pelindung alami), yaitu dari bambu yang dianyam dan diberi empat kaki setinggi 1 meter atau lebih sesuai tingginya bibit. Jika tidak ada pelindung, tanaman bisa layu. Penanaman dilakukan pagi hari dan jangan lebih dari jam 10.

Setelah ditanam di areal tanam, tanaman cengkeh harus dipupuk secara teratur. Pemupukan dilakukan dalam intensitas yang cukup, baik memakai pupuk kandang, kompos, maupun pupuk buatan supaya makan gizinya cukup dan tumbuhnya sehat.

Pemupukan harus dilakukan setiap tahun, lebih-lebih untuk tanaman cengkeh yang sudah menghasilkan. Macam dan banyaknya didasarkan pada hasil analisis tanah atau daun cengkeh yang bersangkutan.

Cara Pemeliharaan Tanaman Muda

Pemeliharaan tanaman cengkeh setelah ditanam sampai umur 4 tahun harus intensif, karena pada usia 1 – 4 tahun ini tanaman bisa disebit fase masa pertumbuhan kritis. Setelah tanaman ditanam di areal tanam berumur 3 bulan, tanah disekitar tanaman mulai digemburkan dengan cara dicangkul.
 
Jarak tanah yang dicangkul kira-kira 25 cm dari batang. Bersamaan dengan pencangkulan ini, sebaiknya rumput-rumput dan tanaman pengganggu dibersihkan (proses penyiangan), dan peneduk harus betul posisinya.

Jika pucuk tanaman baru telah menyinggung atap peneduh, maka atapnya ditinggikan. Setelah itu, kemudian diikuti dengan pemberian pupuk buatan dengan takaran 25 – 30 gram per pohon, asalkan masih ada hujan.

Penggemburan selanjutnya yang diikuti penyiangan dilakukan pada permulaan musim hujan berikutnya, kemudian diikuti pemupukan dengan dosis yang masih sama. Selain pupuk Urea, bisa juga dipakai pupuk NPK dengan dosis yang sama. Dengan pupuk NPK, tanaman cengkeh lebih tahan panas dan dahn-dahannya lebih kuat.

Setelah pencangkulan, lalu dipersiapkan mulch dan perbaikan peneduh, terutama ketika musim kemarau tiba. Sebaiknya bacterial mulch dari batang pisang yang dipotong sepanjang 1 meter, kemudian dibelah menjadi dua. Setelah itu, diatur berjajar dan merapat pada petakan-petakan sehingga seluruh petakan tertutup. Agar lebih tahan lama, di atas batang-batang pisang tadi sebaiknya diberi rumput-rumput kering.

Bahan mulch tersebut harus diganti atau ditambah atau dibetulkan setiap kali menipis atau rusak. Tebal mulch sebaiknya 20 cm, jadi tanah di bawahnya tetap dingin dan penguapan airnya kecil.
Pada musim kemarau, tanaman harus disiram dengan air memakai pipa-pipa dan mesin pompa. Dalam penyiraman ini harus benar-benar jenuh sehingga tanahnya tidak menjadi panas. Jadi, pada musim kemarau, meskipun disiram, tanaman harus tetap diberi peneduh dan mulch yang tebal.

Jika musim hujan telah datang, maka mulch dan peneduh dapt dibuka. Mulch-nya bisa dijadikan kompos dengan menanamkannya pada sisi luar petakan. Peneduh dibuka agar tanaman cengkehmendapt sinar matahari dalam intensitas yang lebih banyak.
 
Pada masa ini dilakukan pencangkulan dan penggemburan tanah, juga pemupukan. Perlakuan yang sama terus dilakukan hingga umur tanaman cengkeh mencapai 4 tahun.


Pemeliharaan Tanaman Dewasa

Untuk pemeliharaan tanaman cengkeh dewasa tetap dititikberatkan pada penggemburan tanah pada petakan, penyiangan, dan pemupukan. Dengan mencangkul tanah akan menjadi gembur, agaknya peresapan zat-zat hara yang dibutuhkan tanaman menjadi lancar, sirkulasi udara dalam tanah pun menjadi baik. Demikian pula dengan proses peresapan air di dalam tanah.

Dalam proses pencangkulan (penggemburan), terkada ada akar-akar yang terputus, tetapi hanya sedikit sekali. Akar yang terputus akan segera diganti dengan akar-akar baru yang berccabang. Dengan bertambahnya akar, maka makin intensif pula penyerapan makanannya, sehingga pertumbuhan batang dan daunnya menjadi lebih baik.

Tentu saja cara mencangkul tanah harus cermat dan sistematis, yaitu dimulai dari luar tajuk (kurang lebih ½ meter dari tajuk daun), menuju ke dalam sampai dekat pohon. Tetapi, jangan sampai melukai akar yang besar. Dalamnya pencangkulan kira-kira 30 cm pada bagian luar, makin ke bawah tajuk makin dangkal. Hal ini dilakukan agar tidak melukai atau memotong akar-akar yang besar tersebut.
Tetapi, perlu diingat, pencangkulan jangan sampai terlalu sering dilakukan. Hal ini untuk member kesempatan kepada akar-akar yang terpotong untuk tumbuh kembali dan mencari makanan. 

Pencangkulan cukup dilakukan 2 kali setahun, yaitu pada permulaan musim hujan dan pada permulaan musim kemarau.
Pada pohon-pohon yang telah berbunga, jika habis dipanen, tanah di sekitar pohon biasanya menjadi padat karena terinjak-injak. Maka setelah panen pada permulaan musim hujan, tanah perlu digemburkan.

Pemberantasan Hama dan Penyakit 
Pada tanaman cengkeh ada beberapa masa kritis dalam perkembangan tanaman cengkeh yang menentukan  mati atau hidupnya dan besar atau kecilnya hasil cengkeh. Masa kritis yang pertama adalah 2-3 tahun setelah cengkeh ditanam di lapangan, yang kedua setelah 8-10 tahun hingga 20 tahun.

Jika kedua masa kritis itu bisa dilewati dengan baik dan selamat, pohon-pohon cengkeh akan dapat hidup melebihi 30-50 tahun. Dalam kondisi optimal, tanaman cengkeh bahkan bisa berumur ratusan tahun.

Dalam masa-masa pertumbuhan dan kehidupannya, sebagaimana pada tanaman-tanaman lainnya, pohon cengkeh tidak luput dari serangan hama dan penyakit.
Agar tanaman cengkeh bisa tumbuh dengan baik, subur, dan berproduksi melimpa, hama dan penyakit yang menyerang tanaman cengkeh harus diantisipasi dan ditangani secara cepat, cermat, dan intensif.
Hama dan penyakit yang menyerang tanaman cengkeh bisa terjadi di areal semai (persemaian) maupun areal tanam (pertanaman)

  • Di Areal Semai

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman cengkeh di areal semai, antara lain: busuk akar dan penyakit daun.

  • Busuk Akar
Penyakit ini disebabkan oleh beberapa macam cendawan, seperti Pythium, Rhizoctonia, dan Phytopthora.
Menjelang musim kemarau dan kering. Tanaman yang terserang penyakit ini seringkali mati mendadak karena diikuti serangan rayap.

Tanaman tang sakit mudah dicabut karena akar kecil terlepas dari akar tunggang. Kulit akar tunggang sebagian atau seluruhnya hilang karena dimakan rayap sampai ke bagian kayunya.
Penyakit ini dapat dihindari dengan pembuatan bedengan persemaian pada tanah dengan drainase (pengairan) yang baik, menghindarkan penggunaan tanah bersidat alkalis atau pemakaian abu/arang atau pupuk kandang mulch yang belum matang sebagai pupuk di persemaian.

Tanaman-tanaman yang terserang penyakit ini sebaiknya dicabut atau diangkat dengan tanah di sekitarnya, dimasukan kedalam kaleng atau karung (agar tidak berceceran dan menular ke tempat lain), kemudian dikubur dalam-dalam. Tanaman di sekitar yang sakit disiram atau disemprot dengan koperoxzchloride 0,5% (5gram setiap liter air) atau Dithane.

Untuk menghindari serangan rayap, sebaiknya diadakan penyemprotan preventif dua kali setahun dengan endrin atau dieldrin dan sebagainya (konsentrasi 0,3-0,5%), yakni menjelang musim kemarau dan menjelang permulaan musim hujan.
Penyemprotan ditujukan pada tanah, khususnya di sekitar poko batang, agar obat bisa menghalangi rayap yang suka memakan kulit pokok batang.

  • Penyakit Daun

Penyakit daun disebabkan oleh cendawan Gloeosporium piperatium (becak daun) dan Cylindrocladium quinqeseptatum (busuk daun). Cendawan ini menyerang tanaman cengkeh, baik di areal semai maupun areal tanam sekaligus.
Penyerangan biasanya terjadi pada musim hujan atau pada tempat-tempat peneduh yang terlampau rapat. Tanaman yang cukup mendapatkan unsure K (dalam pupuk NPK) umumnya bebas dari penyakit daun.

  • Di Areal Tanam

Adapun hama dan penyakit yang menyerang tanaman cengkeh di areal tanam, antara lain:  pucuk busuk, penggerek batang dan ranting, jamur akar, dan rayap.

  • Pucuk Busuk

Penyakit pucuk busuk disebabkan cendawan Cylindrocladium. Biasanya timbul pada tanaman muda di areal tanam, hal ini sebagai akibat pelukaan pucuk karena gesekan-gesekan pucuk pada atap/acak peneduh yang terlalu rendah.

Pucuk yang busuk harus segera dibuang. Kemudian tanaman cengkeh bagian atasnya disemprot dengan fungisida, seperti koperoxychlorida atau Dithane untuk menghindarkan penularan. Acak/atap peneduh harus segera ditinggikan.

  • Penggerek Batang dan Ranting

Hama ini mulai timbul bila pohon cengkeh telah berumur 4-8 tahun ke atas, umunya setelah pohon mulai berbunga. Tanda-tandanya: pada sebelah bawah batang atau ranting keluar air kotor dan kayu gerekan dari lubang gerekan.

Pohon cengkeh bisa mati akibat serangan hama penggerek ini, lebih-lebih bila penggerek menggelangi pohon dan merusak bagian kulit dan kayu, sehingga pengangkutan zat-zat hara dan air terganggu. Pemberantasan dapat dilakukan dengan penutupan lubang-lubang yang tampak dengan pasak bamboo yang dibuat sepanjang 10 cm. pasak ini setiap dua minggu sekali harus dipukuli lagi ujungnya agar menutup lubang rapat-rapat.

Bila tersedia, sebelum dipasak, ke dalam lubang dimasukan kapas yang dibasahi dengan paradichloorbenzol atau insektisida sistemik seperti Dimercon 100, untuk mematikan hama penggerek di dalam lubang.

  • Jamur Akar

Jamur akar menyerang tanaman cengkeh, baik muda maupun dewasa. Gejalanya kadang-kadang tidak tampak samasekali, tetapi tanaman tiba-tiba langsung mati.
Jika tampak, gejalanya antara lain: tanaman yang terkena seluruh perakarannya telah terserang jamur; daunnya kekuning-kuningan dan mulai gugur perlahan-lahan.

Jika ada pohon cengkeh yang terkena jamur akar, sebaiknya tanaman segera didongkel dan dibakar pada lubang pendongkelan, kemudian diberi lubang isolasi-isolasi sampai 3 lapis dan pada bekas dongkelan diberi kapur 10 kg.

  • Rayap

Rayap kebanyakan menyerang tanaman cengkeh muda yang baru ditanam dan tanaman-tanaman yang kurang sehat. Untuk itu, sebelum bibit dimasukan kelubang tanam, sebaiknya lubang disemprot dulu dengan obat anti rayap atau insektisida, semisal endrin, dildrin W.P, dan lain-lain dengan dosis 1-2%.
Rayap biasanya menyerang kulit akar sampai leher akar dan bila kulit akarnya habis, maka pohon cengkeh akan mati. 


Dengan menetahui langkah-langkah cara budidaya tanaman cengkeh dan cara menanam cengkeh sepeti di atas setidaknya kita akan mengurangi resiko-resiko yang tidak kita inginkan dan tidak menutup kemungkinan akan mewujudkan hasil yang baik.

Budidaya Talas Dan Cara Menanam Talas




Tanah memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan tanaman, maka untuk memaksimalkan hasil dari tanaman talas maka tanah harus benar-benar diolah supaya dapat memberikan hasil yang maksimal pada tanaman yang tanam di tanah tersebut.

Pengolahan tanah bisa menggunakan alat seperti cangkul, garpu, atau mesin traktor, tanah diolah sampai gembur dengan kedalaman 20-30 cm. selain itu, pengolahan tanah dimaksudkan untuk menyingkirkan rumput-rumput dan tanaman liar.

Kemudian setelah proses pembajakan sebaiknya tanah dibiarkan selam 3 hari, hal ini supaya proses pelapukan dan oksidasi bahan organic berlangsung lebih sempurna. Setelah itu tanah kemudian diratakan dan sekaligus pemberian jarak tanam yang disesuaikan dengan luas lahan yang ada.
Barisan sebaiknya mengarah ke timur agar matahari bisa menyinari tanaman secara merata. Barisan juga bisa dibuat bedengan dengan ketionggian gundukan 20 cm.

Pemilihan Benih

Ada beberapa cara untuk mengembangbiakan talas, diantaranya : dari biji, jaringan, anakan dan stolon, bonggol, dan mata tunas umbi. Di postingan kali ini akan di bahas langkah budidaya talas dengan menggunakan benih anakan, mata tunas umbi dan bonggol.

Anakan dan Stolon

Anakan bisa didapatkan dari tunas-tunas yang tumbuh berdekatan dengan pangkal pohon induk yang sudah dewasa atau dari ujung-ujung stolon. Anakan yang akan dijadikan bibit harus sudah cukup besar, umbinya sudah mulai berkembang dan tingginya 60-70 cm.

 Bibit lebih dahulu dipelihara di bedengan yang tanahnya diolah dengan baik dan diberi pupuk organic. Jarak tanam antar bibit berkisar 10-15 cm dan dirawat secara baik hingga berkembang agak besar dan siap ditanam di areal penanaman.

Untuk menjaga kelembaban, keseluruhan bedengan bisa ditutup dengan dedaunan atau diberi atap dari plastic tembus padang. Cara lainnya adalah dengan menabur bibit-bibit kecil (setelah sebagian daun dan umbinya dipotong) dalam kantung-kantung plastic berdiameter 7,5 cm di persemaian yang terbuka. Jaraknya berdempetan dan dirawat hingga berdaun 3-4 helai dan mencapai ketinggian sekitar 50 cm.

Bonggol

Budidaya talas dengan menggunakan bibit bonggol paling sering dilakuka oleh para  petani Indonesia. Yang dimaksud dengan bonggol adalah potongan bagian kepala umbi utama lengkap dengan pakal pelepah daun sepanjang kira-kira 30 cm. dengan cara ini, satu pohon talas hanya menghasilkan satu bibit saja.

Beberapa petani berpendapat bahwa pengembangbiakan melalui bonggol memberikan hasil yang lebih tinggi daripada melalui cara anakan dan stolon . namun cara ini tidak mampu memenuhi pola tanam secara luas, masal, dan komersial.

Mata Tunas Umbi

Letak mata tunas biasanya berada di permukaan umbi yang dilindungi oleh pelepah daun. Bila kuncup ujung dibuang atau mati, maka mata tunas berpeluang untuk berkembang.

Mata tunas ini bisa dirangsang dan dijadikan bibit. Caranya, umbi talas dipotong-potong serta diusahakan agar setiap potongan minimal memiliki satu mata tunas dan bagian umbi yang besarnya memadai,sehingga berat keseluruhan menjadi 25 gram.

Potongan umbi kemudian ditanam dalam nampan-nampan yang diisi tanah, pasir, dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Untuk mencegah pembusukan, umbi dapat dibalur dengan fungisida dan diangin-anginkan selama  1-2 hari sebelum disemaikan.

Alas nampan sebaiknya diberi lubang supaya terterjadi genangan air. Kemudioan calon bibit perlu dirawat dengan baik, disiram sehari sekali dan ditutup dengan plastic transparan untuk menjaga kelembaban, namun sinar matahari masih bisa menembus.

Bila sudah muncul tunas sekitar 10-15 cm, sebaiknya segera dipindahkan ke persemaian dederan dengan jarak tanam 20-25 cm. bisa juga disemaikan dalam kantong plastic yang sesuai (berdiameter 7,5-10 cm) agar bisa tumbuuh pesat. Antar kantong diberi jarak agar bibit persemaian tumbuh sehat. Bibit bisa dipindahkan setelah mencapai ketinggian kira-kira 50 cm.

Cara Penanaman

Untuk penanaman bibit talas dilahan terbuka sebaiknya dilakukan pada waktu awal musim penghujan, karena tanaman talas sangat rentan dengan kekeringan. Apabila dalam penanam kekurangan air 2-3 hari maka bibit bisa mengalami kematian.

Bibit cabutan (anakan yang dipotong daunnya) dapat dibenamkan langsung pada lubang tanam sedalam mungkin hingga mendekati dasar lubanng. Jika bibit yang disemaikan dalam kantong plastic, maka plastic harus dibuang terlebih dahulu agar umbi dan akar tidak terganggu.

Untuk menjaga kelembaban tanah dan supaya tanah subur, maka lahan disekitar perakaran bisa diberi mulsa berupa jerami, potongan rumput kering, dedaunan, dan lain-lain.

Jika tidak turun hujan maka talas harus disiram secara teratur. Jika kekurangan air, talas bisa terganggu pertumbuhannya dan sulit untuk dipulihkan lagi, meskipun disiram dengan air yang banyak.

Pemupukan

Pemupukan awal dilakukan sebelum bibit ditanam. Pupuk kandang atau kompos sangat baik untuk pupuk awal, berikan satu cangkul pupu pada setiap lubang. Pemupukan juga bisa  diberikan dengan pupuk anorganik yang mengandung fosfat (ISP, dll) kalium (KCl, dll) sebagai tambahan. Disis yang diberikan 125 kg TSP dan 150 kg KCl, selain itu pupuk dengan unsure P da K bisa diberikan.

Pupuk kedua diberikan sekitar 4 minggu setelah penanaman, dengan pupuk urea dengan dosis sekitar 2 sendok makan per pohon atau 75 kg/ha. Pemupukan terakhir diberikan ketika tanaman  suda berumur 3 bulan dari penanaman. Pemupukan bisa diberikan pupuk urea dengan dosis 75 kg/ha dan KCl 150 kg/ha.

Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan  sangat penting untuk menjaga proses pertumbuhan talas agar tetap baik, karena kalau gulma atau rumput disekitar tumbuh akan merebut jatah makanan tanaman talas. Proses penyiangan dilakukan 3 bulan setelah penanaman dilakukan.

Pembuangan Anakan dan Stolon

Pembuangan anakan atau stolon sangat penting dilakukan, hal ini untuk menjaga agar makanan induknya tidak terganggu. Akhirnya umbi pun tidak berkembang dengan maksimal.

Pembuangan anakan dan stolon harus dilakukan dengan hati-hati menggunakan pisau yang tajam, supaya tidak mengenai indukan. Kalau mengenai indukan akan mengakibatkan tumbuhnya bakteri pada tanaman tersebut.

Pembuangan anakan pada bagian umbi yang menempel, jauh sangat sulit dibanding dengan pembuangan stolon. Anakan pada umbi talas sangat banyak apabila menggunakan bibit talas bogor dibanding dengan bibit talas bentul yang lebih sedikit.

Pembuangan Bunga

Pembuangan bunga pada talas dimaksudkan untuk menjaga agar umbi yang dihasilkan dapat memiliki bentuk yang sempurna tidak cekung. Karena secara tidak langsung pembungaan yang diikuti terbentuknya buah akan menyedot cadangan makanan yang aada pada umbi.

Hama

Belalang dau, penanggulangannya dengan menyemprotkan pestisida dan menjaga kebersihan di areal tanam.

Ulat daun, penanggulangannya dengan menyemprotkkan pestisida, diantaranya Carbaryl, Dichorvos, Kuinalfos, Disulfan, dll.

Tungau, penanggulanggannya dengan menyempprotkan pestisida, seperti Azodrin, Galectron, Benlate dll
Penyakit

Hawar daun, penanggulangannya dengan menyemprotkan pestisida, menjaga kebersihan di area tanam, dan membakar daun yang terserang.

Busuk umbi, penanggulangannya dengan memilih bibit yang sehat tidak infeksi, rendam bibit dalam air yang diberi fungisida, memisahkan tanaman yang sakit atau dimusnahkan, jangan mengambil air dari lahan yang terinfeksi, dan apabila serangan cukup hebat, maka lahan jangan ditanami talas selama 3 musim tanam. 
Cara Budidaya Tumbuhan